Apakah Alien atau UFO akan menyerang bumi


Apa benar Alien atau UFO itu ada apa mereka mau menyerang bumi atau hanya ingin melihat peradaban manusia saja ? atau jangan-jangan karangan tentang Alien itu hanya untuk menutupi sebuah kasus/kejadian/penemuan besar saja, contohnya kasus/kejadian/penemuan yang di buat oleh USA "Amerika".

di alquran kan ada yang jelasin gene ayatnya:

"dan telah kuciptakan jin dan manusia"

nah berarti yang diciptakan oleh tuhan adalah jin sama manusia duank...
nah klo jin, kan gak kliatan krna bersifat gaib...

jangan mo ditipu oleh negara di "seberang" sana...
pemerintahnya saja menipu rakyat nya sendiri sperti dalam kasus (9/11)... apalagi kita....

Jepara bukan jalur gempa

SEMARANG - Ramalan Mama Laurent yang sempat menghebohkan warga Jepara, tentang prediksi adanya kura-kura raksasa yang minta ’dimandiin’, semestinya tidak disikapi secara serius. Terlebih, secara geografis, Jepara bukan jalur gempa.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jawa Tengah, M Chaeran, menegaskan, tsunami tidak pernah bisa diramalkan jauh hari. Namun, dapat diprediksi jika terjadi gempa berkekuatan tinggi, yakni lebih dari 6,3 Skala Richter, dan pusat gempa di laut dengan kedalaman yang terhitung dangkal, sekitar 10 kilometer dari permukaan air laut.

”Di jalur utara sendiri, seperti Jepara, Kota Semarang, Kendal, dan lainnya, relatif aman dari tsunami. Bukan saja karena wilayah utara tidak merupakan jalur gempa, tapi potensi kekuatan gempa relatif rendah. Paling-paling hanya 4 Skala Richter. Itu pun di kedalaman 100 kilometer,” beber dia, kepada Wawasan pagi tadi.

Berbeda dengan wilayah selatan Jawa, di mana merupakan jalur gempa yang biasanya berkekuatan tinggi. Sehingga, potensi terjadinya tsunami pun besar. Apalagi, dari pengalaman yang ada, pusat gempa berada tidak terlalu dalam dari permukaan air laut.

”Tapi, di Jepara dan sekitarnya, gempa paling-paling terjadi sekali, dengan kekuatan yang relatif kecil. Sehingga, cenderung tidak menimbulkan tsunami. Karena itu, kami berharap agar warga tidak risau dengan isu ramalan yang dilontarkan pihak tertentu," tegas Chaeran.

Ditambahkan, yang terjadi di kawasan utara Jawa belakangan ini hanya bertambahnya tinggi permukaan air laut atau rob, dengan rata-rata kenaikan 0,3 cm. Ini disebabkan arus air laur bergerak dari timur ke barat, yang memanjang dari Jawa Timur ke Jawa Barat.

"Rob di Jepara pun sama dengan rob di Kota Semarang maupun Kendal. Karena melalui Selat Bali, maka arus laut bergerak dari timur ke barat. Memang, selama pancaroba ini hujan masih sering muncul, dengan disertai angin kencang dan petir. Tapi, bukan berarti itu pertanda akan adanya tsunami," urai dia.

Seperti diberitakan, warga Jepara dihebohkan dengan ramalan dari Mama Laurent, tentang seekor kura-kura raksasa di salah satu kota di Jateng minta "dimandiin ". Pernyataannya itu kemudian diinterprestasikan beragam oleh masyarakat Jepara. Sebab kura-kura raksasa itu diyakini sebagai bangunan aquarium kura-kura yang berada di kompleks wisata Pantai Kartini Jepara.

Kata minta "dimandiin" ini oleh sebagian warga ditafsirkan sebagai bakal terjadi bencana tsunami. Tafsir itu pun berkembang dan berubah menjadi isu yang kuat dalam beberapa pekan terakhir, bahwa tsunami benar-benar bakal terjadi nantinya.

Datangkan ahli
Dampak ramalan Mama Laurent tentang kemungkinan adanya tsunami, tampaknya benar-benar menimbulkan "gelombang tsunami" bagi warga Jepara. Kekhawatiran yang cenderung menimbulkan kepanikan tersebut bahkan memaksa Pemkab Jepara merasa perlu mengambil sikap untuk meredakannya. Melalui Bakesbanglinpol (Badan Keselamatan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik), Pemkab Jepara berencana mendatangkan ahli dari BMG dan departemen terkait.

Kepala Bakesbanglinpol, Soenarto SH, Rabu (22/4) menyatakan pihaknya perlu memberi penjelasan secara teknis kepada masyarakat terkait merebaknya kecemasan mengenai bencana tsunami. Agar masyarakat benar-benar memahami dan mempercayai penjelasan teknis tersebut pihaknya merasa perlu mendatangkan ahli tsunami dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah itu.

"Kami sudah menelepon BMG pusat. Secepatnya kami akan mengirimkan surat untuk bisa mendatangkan ahli yang bisa menjelaskan mengenai masalah ini. Kami tidak memiliki orang yang benar-benar mendalami soal tsunami, makanya harus didatangkan orang yang berkompeten, sehingga masyarakat percaya dengan penjelasan teknis mengenai hal ini," ujar Soenarto.

Soenarto sendiri menyatakan, secara pribadi dirinya tidak percaya dengan apa yang disampaikan Mama Laurent. Ramalan seperti itu menurutnya hanya sebatas ramalan, yang bisa terbukti atau tidak sama sekali. Semua yang akan terjadi menurutnya hanya Tuhan yang mengetahuinya. Ramalan tersebut diakuinya telah memberi dampak dalam kehidupan masyarakat Jepara, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir pantai.

Soenarto selanjutnya menyatakan, Pemkab dalam hal ini hanya akan mengajak masyarakat untuk berpikir secara logis dan tetap berdasarkan pada agama. Terhadap adanya informasi akan dilakukannya kegiatan ruwatan terhadap bangunan kura-kura tersebut, Soenarto menampiknya.

Pemkab menurutnya tidak akan mengambil langkah-langkah berbau musyrik yang menyimpang dari ajaran agama.

Namun begitu, kesibukan justru terjadi di salah satu shelter di kompleks bangunan kura-kura raksasa di Pantai Kartini Jepara. Sejumlah pegawai Dinas Pertamanan terlihat sibuk memasang lampu yang sebelumnya dibiarkan tak terurus di kawasan itu. Mereka menyatakan tengah menyiapkan lampu penerangan untuk kegiatan selamatan yang akan digelar pada Kamis (23/4) malam ini. Bahkan menurut mereka, Bupati Jepara Drs Hendro Martojo sendiri akan hadir dalam kegiatan tersebut.

Dari warga yang tinggal di sekitar lokasi, juga menyebutkan sebelum ini sudah tiga kali dilakukan selamatan di sekitar lokasi bangunan kura-kura. Menurut mereka, kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak pengelola Pantai Kartini, yang berada di bawah kordinasi Dinas Pariwisata Jepara.

Dari Yogya dilaporkan, tsunami dipicu oleh gempa di dasar samudera. Dan, merunut sejarah geologinya, tidak pernah terjadi gempa di pantura Jawa yang kemudian menimbulkan tsunami. Karena itu, sangat kecil pula kemungkinan terjadi tsunami di Jepara.

"Masyarakat tidak perlu resah. Kalau untuk pantura, paling yang perlu diwaspadai kemungkinan terjadi rob. Itu pun kalau Jepara juga kecil kemungkinannya," tutur pakar kegempaan geologi UGM Dr Subagyo, kepada Wawasan, Kamis (23/4) pagi tadi.

Merunut sejarah geologi, lanjut Subagyo, satu-satunya peristiwa gempa besar di dasar laut, di wilayah pantura, hanya pernah terjadi di daerah Lasem sekitar tahun 1890-an. "Kalau pun akan terulang, membutuhkan waktu 150-200 tahun lagi," paparnya.

Mengingat kondisi pantai di Jepara yang relatif tidak melandai, tapi langsung kedalaman, Subagyo pun menegaskan, kalau pun terjadi rob pasti hanya kecil-kecilan. "Tidak akan sampai menimbulkan bencana hebat," paparnya lebih jauh.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme