PDIP Temui Prabowo, Puan Jawab Hasilnya Positif

JAKARTA - Megawati dan sejumlah petinggi PDIP kembali mengadakan pertemuan dengan Prabowo Subianto. Namun hasil pertemuan yang digelar di Hotel Continental Mid Plaza, Jakarta Rabu sore ini nampaknya masih belum signifikan.Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan final bagi PDIP dalam menghadapi pemilihan presiden Juli nanti. PDIP masih mengusung calon Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden."Komunikasi politik harus tetap dibuka, bahwa apapun itu yang memutuskan Ketua Umum, Ibu Mega. Sikap PDIP sampai saat ini calon presiden Ibu Megawati," ujar Puan ditemui di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Rabu (13/5/2009).PDIP masih terus melakukan penjajakan hingga deklarasi pada 16 Mei mendatang di mana deklarasi pencalonan presiden dan wakil presiden dari PDIP dibacakan Megawati. Namun Puan menyatakan ada kemajuan dari komunikasi politik yang dijalin dengan Gerindra. "Oke, ada kemajuan apapun itu demi kemajuan dan keutuhan bangsa. Pertemuan hasilnya positif," jawabnya diplomatis.Apakah Pak Prabowo bersedia jadi cawapres? Itu nanti, sebelum deklarasi kita umumkan," kilahnya.Di bagian lain, PDIP juga masih melakukan komunikasi politik dengan partai lain termasuk Partai Demokrat, jadi semua kemungkinan koalisi masih terbuka."Komunikasi politik harus dibuka terus karena tidak boleh hanya terpaku pada satu partai politik, kita harus menjalin hubungan dengan semua partai, " jelasnya.

PDIP Hargai Gertak Sambal Mitra Koalisi SBY

JAKARTA - Partai Demokrasi Indoneis Perjuangan (PDIP) dianggap menjadi orang ketiga penyebab kisruhnya rumah tangga Partai Demokrat dengan mitra koalisinya. Menanggapi hal ini, PDIP mengaku menghargai keputusan empat partai mita koalisi Demokrat ini.

"Kita saling menghargai partai politik. Saya kira itu masalah masing-masing partai (peserta ) dengan Demokrat," ujar Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo kepada wartawan di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (13/5/2009).

Tajhjo menegaskan, partainya tidak ada kaitannya dengan pilihan hati Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jatuh kepada Gubernur Bank Indonesia Boediono itu. 

"Kami tidak masuk dalam permasalaahan yang ada antara partai-partai politik," tegas Tjahjo.

Sebelumnya, PDIP dituding sebagai biang kerok penyebab keretakan koalisi SBY dengan Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Keempatnya mengancam akan "membelot" jika SBY tetap memilih Boediono sebagai calon pendampingnya pada Pilpres 8 Juli mendatang. Boediono dianggap titipan pihak tertentu, termasuk PDIP.

80 Juta Euro, Mahar Ronaldo ke Madrid


MANCHESTER - Rumor kepindahan superstar Manchester United Cristiano Ronaldo ke Real Madrid semakin kencang berhembus. Kali ini laporan menyebutkan, United bersedia melepas Ronaldo ke Bernabeu dengan banderol tak kurang dari 80 juta euro. Benarkah?

Kembali merebaknya isu kepandahan winger timnas Portugal itu memang tak lepas dari sosok kandidat kuat presiden Madrid, Florentino Perez. Seperti diketahui, jika menang dalam pemilihan presiden klub 15 Juni mendatang, Perez berjanji dirinya akan segera merealisasikan niatnya kembali membangun kejayaan Los Galacticos dengan memboyong CR-7.

Sebagaimana dilaporkan Goal, Rabu (13/5/2009), Madrid berpeluang besar mendapatkan Ronaldo jika mampu menyediakan dana 80 juta poundsterling. Kedua klub juga dikabarkan telah mencapai sepakat dan Ronaldo akan mendarat di Madrid pada 1 Juli mendatang.

Namun, negosiasi kepindahan pemain terbaik dunia 2008 itu bisa saja gagal. Pasalnya, kubu Setan Merah hanya memberikan batas waktu hingga 31 Mei 2009. Jika hingga tanggat tersebut Madrid tak mampu menyanggupi, maka negosiasi akan dibatalkan.

Peluang Ronaldo meninggalkan United pada akhir musim ini memang terbuka lebar. Apalagi, hubungan antara sang pemain dengan pelatihnya Sir Alex Ferguson sedang tidak harmonis. Retaknya hubungan Fergie-Ronaldo memang tak lepas dari kekecewaan CR-7 saat dirinya ditarik keluar kala United menekuk Manchester City pada lega derby Manchester, akhir pekan lalu.

Selain bergantung pada kebijakan Madrid dalam mengeluarkan anggaran belanjanya musim depan, kans Ronaldo merapat ke La Liga juga tergantung keberhasilan Perez kembali menjabat kursi kepresidenan Madrid yang sempat ditinggalkannya pada 2006 lalu. Jika Perez tidak terpilih, maka, besar kemungkinan Ronaldo akan tetap tinggal di Manchester.

Selesaikan Pekerjaan Inter!


MILAN - Inter Milan selangkah lagi menjadi juara dan mempertahankan trofi Serie A musim ini. Presiden Inter Massimo Moratti meminta dengan khusus kepada pasukannya untuk segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Hasil imbang melawan Chievo Verona akhir pekan lalu, membuat laju Inter tertahan. Terlebih AC Milan dan Juventus juga sama-sama berbagi angka.

Inter dan Milan sebagai pemilik runner-up selisih tujuh poin. Nerrazzuri bisa menjadi juara jika menang atas Siena akhir pekan ini, sementara Milan gagal merengkuh poin penuh.

Moratti pun menegaskan tidak ada lagi kata imbang atau kalah di tiga sisa pertandingan Serie A nanti. "Melawan Siena adalah laga krusial bagi kami. Kami harus menang untuk segera menjadi juara. Peluang itu tidak boleh terbuang lagi," tegas Moratti kepada Channel4, Rabu (13/5/2000).

Berbicara tentang masa depan bintangnya Zlatan Ibrahimovic, yang sudah dihubungkan dengan Real Madrid, di bursa transfer musim depan.

"Kami akan bermain di pasar transfer. Namun, Ibrahimovic tidak masuk dalam daftar jual. Ibra tetap menjadi bagian dari tim ini pada musim depan," lanjut Moratti.

Melawan Siena bisa menjadi nostalgia indah Inter. Tim Biru-Hitam ini mencapai Scudetto pada musim 2006/2007, setelah menang 2-1 dengan Siena. Sementara musim lalu, Siena sukses bertahan di Serie A, usai menahan 2-2 Inter.

Oil and Gas Traps ( Perangkap Minyak dan Gas )

Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini adalah adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa faktor penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi.

Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.

Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural, Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.

1. Perangkap Stratigrafi

Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan Truncations.

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat hidrokarbon.


Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.







2.

    Perangkap Struktural

Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

a. Jebakan Patahan

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.



c. Jebakan Struktural lainnya

Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya



3. Perangkap Kombinasi

Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap itu sendiri

4. Perangkap Hidrodinamik

Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap ini sangta jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air. Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang konvensional.



Komponen Rig

Komponen Rig

Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar :

Hoisting system : fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk dalam sistem ini.

Rotary system : berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.




Sumber : www.conservation.ca.gov/. ../qh_drill_rig.aspx


Circulation system : untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shaker berfungsi untuk memisahkan solid hasil pemboran (cutting) dari lumpur; desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.

Blowout prevention system : peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).



Power system : yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.

Artificial Lift dengan HPU (Hydraulic Pumping Unit)

Artificial Lift dengan HPU (Hydraulic Pumping Unit)

Hydraulic Pumping Unit (HPU) merupakan salah satu jenis dari sucker rod pump. Sucker rod pump digunakan sebagai salah satu alternatif sistem artificial lift. Penggunaan pompa ini dilakukan jika tidak tersedianya gas yang cukup di lapangan, sehingga sistem gas lift tidak dapat diterapkan.

Keuntungan menggunakan HPU adalah sebagai berikut:

1. HPU lebih mudah untuk dipindahkan dan dipasang dari satu sumur ke sumur lain karena tidak memerlukan pondasi, dan teknis penyetelannya sederhana.
2. Perubahan SPM (Stroke per Minute) dan panjang langkah (Stroke Length) lebih mudah. Dalam mengubah SPM tidak perlu mengganti pulley dan dalam penentuan stroke length tidak menggunakan alat berat untuk menggeser crank pin seperti pada pompa angguk.
3. Optimasi sumur dengan alat HPU dapat dilakukan secara tepat dan mudah dengan mengubah parameter kecepatan dan langkah pompa yang dapat dilakukan setiap saat dengan waktu yang lebih cepat, sehingga kehilangan produksi dapat diminimalkan.
4. Pengaturan langkah HPU lebih mudah karena tinggal mengubah setting hidrolik.
5. Pemakaian energi listrik lebih hemat dibandingkan pompa angguk.
6. Kehilangan produksi akan lebih dapat diminimalkan apabila pemasangan, pemindahan, dan pengaturan dapat dilakukan dengan lebih cepat.
7. Mengurangi resiko kebocoran stuffing box karena penempatan hydraulic jack lebih center.
8. Biaya sewa lebih murah dibandingkan pompa angguk.

Kerugian menggunakan HPU adalah sebagai berikut:

1. Tidak cocok untuk produksi besar (Q HPU bpd).
2. Kedalaman sumur terbatas (kedalaman pompa <1000 m) 
3. Kurang cocok untuk sumur miring dan lepas pantai (offshore).

Prinsip Kerja HPU (Hydraulic Pumping Unit)

Prinsip kerja dari instalasi HPU (Hydraulic Pumping Unit) adalah sebagai berikut :

1. Hydraulic fluid bertekanan tinggi dari power pack dipompakan menuju ke hydraulic jack guna mentransmisikan pressure dari hydraulic fluid menjadi gerakan naik turun pada hydraulic jack.
2. Dari gerakan hidrolik tadi kemudian diteruskan oleh polished rod terus sucker rod dan ke plunger, sehingga plunger bergerak turun naik yang merupakan gerakan langkah dari pompa.
3. Apabila plunger bergerak keatas (up-stroke), maka dibawah plunger akan terjadi penurunan tekanan, sehingga tekanan dasar sumur lebih besar dari tekanan dalam pompa, keadaan ini menyebabkan standing valve terbuka dan fluida masuk kedalam pompa.
4. Pada akhir up stroke volume dibawah plunger terisi penuh oleh cairan dan pada saat plunger bergerak kebawah (down-stroke), standing valve akan tertutup karena plunger menekan fluida, pada saat bersamaan fluida tersebut akan menekan traveling valve, fluida keluar dari plunger dan masuk ke tubing.
5. Proses tersebut berlangsung berulang kali, sehingga fluida pada tubing akan bergerak naik ke permukaan dan mengalir menuju separator melalui flow line.

Kerusakan pada Sucker Rod Pump

Kerusakan pada sucker rod pump disebabkan oleh adanya problem pasir, karat, dan gas. Adapun bagian-bagian yang mengalami kerusakan antara lain adalah :

1. Plunger, adanya pasir atau scale pada plunger, sehingga mengakibatkan terjadi stuck dengan working barel.
2. Ball berbentuk oval (tidak bulat) karena pasir, scale dan benturan antara ball dengan dinding cage.
3. Working barel menjadi kempot.
4. Stuffing box bocor karena ketidaklurusan pada saat setting HPU/ pumping unit.
5. Rod putus karena fluida yang bersifat korosif .

Komponen Peralatan HPU
Peralatan HPU terdiri dari power pack, hydraulic jack dan peralatan dibawah permukaan.

1. Power pack berfungsi untuk memompakan hydraulic fluid menuju ke hydraulic jack.
Yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a. Electrical control box
Merupakan pusat pengontrol sebagian besar kelistrikan HPU. Komponen – komponen listrik terdiri dari sebuah motor starter, motor overload protector, dan sebuah programmable logic controller.

b. Flow control valve
Digunakan untuk mengontrol jumlah aliran fluida. Katup yang bawah membatasi penyebaran fluida, sedangkan yang atas membatasi seberapa cepat penghalang (valve) dibuka.

c. System relief valve
Sistem ini memungkinkan untuk memberikan pressure selama pemeliharaan dan perbaikan.

d. Tank Weldment
Menjaga agar cairan hidrolik tidak dibawah tekanan. Kapasitas minimal tangki 20 gallons.

e. Oil site gage
Memberikan suatu indikasi batas tinggi cairan. Sehingga hydraulic fluid dapat terus terkontrol agar kinerja tetap berjalan lancar.

f. Manifold block
Memberi tekanan pada cairan hidrolik ke berbagai sistem hidrolik melalui control valve.

g. Pressure switch
Berfungsi mengontrol motor untuk membatasi tekanan pada sistem.

h. Hand pump
Apabila ada gangguan listrik, pompa tangan (manual) digunakan agar sistem tetap berjalan agar fluida tidak kosong dalam setting hydraulic jack. Klep harus digeser dan kemudian dengan secara manual memompa hand pump sampai penghalang telah menutup jalur fluida.
Pompa manual diharapkan untuk digunakan di saat operasi dalam keadaan darurat dan akan memerlukan banyak siklus untuk mengangkat penghalang standard.

i. Pressure gage
Menunjukkan system pressure HPU secara aktual. Standar operasi harus kurang dari 2000 psi.

j. Accumulator
Berfungsi sebagai suatu reservoir tekanan untuk menyimpan cairan yang diberi tekanan.
k. Pompa
Dihubungkan dengan electric motor dan memenuhi tekanan pemompaan untuk mengisi akumulator.

l. Electric motor
Menjalankan pompa hidrolik.

m. EFO valve dan coil
Emergency Fast Operation (EFO), aliran dilewatkan melalui valve pada sirkuit kontrol kendali dan membuat sistim memberikan aliran penuh saat tekanan tertinggi. Operasi ini dimaksudkan untuk memindahkan penghalang (barrier) dalam waktu singkat. Misalnya saat perbaikan ringan.

n. Base filter assembly
Untuk menyaring zat pencemar dari minyak hidrolik selama beroperasi.

o. Directional control valve
Mengoperasikan katup pada operasi normal. Mengalirkan cairan untuk melewati penghalang (barrier).


p. Cabinet
Melindungi komponen pompa hidrolik. Apakah sudah kuat dan terkunci.

2. Hydraulic jack berfungsi untuk mentransmisikan pressure dari hydraulic fluid untuk mengangkat rangkaian SRP.
Yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a. Sensor pengatur panjang stroke (S)
Berfungsi untuk mengubah pengaturan panjang stroke sesuai desain yang diinginkan.


b. Tangga
Berfungsi untuk memudahkan pada saat mengatur komponen yang berada diatas hydraulic jack atau untuk memeriksa kerusakan-kerusakan kecil pada hydraulic jack.

c. Menara
Sebagai pondasi untuk polished rod saat beroperasi agar kuat dan lebih sentral sehingga kebocoran pada stuffing box dapat dihindari.

d. Stroke
Berfungsi sebagai penerima hasil transmisi hydraulic fluid bertekanan tinggi dari power pack menjadi gerakan naik turun untuk mengangkat rangkaian sucker rod pump dibawah permukaan.

e. Hydraulic hose
Berfungsi mengalirkan fluida bertekanan tinggi dari power pack ke hydraulic jack unit. Ada dua jenis yang berukuran besar dan kecil. Hose berukuran besar berfungsi untuk mengalirkan fluida bertekanan tinggi dari power pack sehingga akan menaikkan stroke pada hydraulic jack (up-stroke). Hose yang kecil berfungsi mengalirkan hydraulic fluid bertekanan tinggi dari hydraulic jack kembali ke power pack. Proses ini terus berulang kali sehingga fluida pada sumur tersebut bisa diproduksi.

3. Peralatan pompa dibawah permukaan, terdiri dari SRP. Fungsi peralatan pompa sucker rod didalam sumur adalah untuk membantu menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker rod terdiri dari :

a. Tubing
Tubing adalah pipa untuk produksi dan bisa dipindah atau diganti tidak seperti casing. Tubing berfungsi seperti tempat mengalirnya fluida produksi sampai ke permukaan. Pada artificial lift, tubing juga berfungsi sebagai tempat menggantungnya pompa.

b. Pompa, merupakan alat utama pada sucker rod pump, pompa dipasang diujung sucker rod, yang terletak di dalam tubing.
Pompa yang ada di dalam sumur terdiri beberapa komponen, antara lain yaitu :

1. Working barel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pemompaan dan menampung fluida sebelum diangkat oleh plunger pada saat up-stroke.

2. Plunger
Merupakan torak atau tangkai pompa yang terletak di dalam working barrel, apabila plunger ditarik ke atas (up-stroke) maka fluida akan masuk ke dalam working barrel melalui standing valve, sedangkan sewaktu plunger diturunkan (down-stroke) fluida akan keluar ke atas melalui travelling valve. Pada plunger ini terdapat ball dan seat, yang berfungsi sebagai katup.

3. Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barel yang berfungsi memberi jalan masuk bagi fluida dari dalam sumur masuk ke working barel (pada saat up-stroke, standing valve terbuka) dan untuk menahan fluida agar tidak keluar dari working barel pada saat plunger bergerak ke bawah (pada saat down-stroke, standing valve tertutup). Standing valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat dudukan (ball dan seat).

4. Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger. Fungsinya :

a. Mengalirkan atau memindahkan fluida dari working barrel masuk ke plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.
b. Menahan fluida pada saat plunger bergerak ke atas sehingga fluida tersebut dapat dipindahkan ke tubing untuk selanjutnya dialirkan ke permukaan.

5. Anchor
Merupakan komponen yang dipasang dibagian bawah pompa, yang berfungsi :

a. Untuk memisahkan gas dari minyak agar gas tersebut tidak ikut masuk ke dalam pompa bersama - sama dengan minyak, karena adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa digunakan gas anchor.

b. Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa digunakan mud anchor.
c. Mengurangi atau menghindari terjadinya tubing stretch digunakan tubing anchor.

c. Sucker rod string
Energi ditransfer dari alat-alat permukaan ke plunger melalui sucker rod string. Rod dibuat dari 90% lebih besi dengan campuran Carbon (supaya lebih kuat), Mangan dan Silikat (mencegah Fe-Oksida), Nikel (anti karat), Molibdenum (lebih kuat), Cuprum (anti karat). Ukuran yang umum adalah 5/8”, 3/4”, 7/8”, 1” dan 1-1/8”. Rod memberikan efek terbesar dari seluruh gerakan dan kinerja seluruh instalasi HPU.

1. Sucker rod, merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan dipermukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering digunakan berkisar 25 ft.

2. Pony rod, merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari panjang rod umumnya (<25ft. Fungsinya untuk melengkapi panjang dari sucker rod, apabila tidak mencapai kepanjangan yang dibutuhkan ukurannya adalah: 2, 4, 6, 8, 12 ft.

3. Polished rod, merupakan tangkai rod yang berada diluar sumur yang menghubungkan sucker rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing box. Diameter stuffing box lebih besar dari diameter polished rod. Panjang polished rod adalah 8, 11, 16, dan 22 ft.

Well Service / Well Work

A. Well Service / Well Work

Well Service merupakan suatu bagian yang bertugas menangani segala kegiatan yang berhubungan dengan sumur. Kegiatan tersebut meliputi usaha agar sumur siap berproduksi (initial completion) maupun usaha perbaikan sumur akibat kerusakan saat berproduksi (Work Over). Semua kegiatan yang dilakukan oleh team ini bertujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan laju produksi sumur.

Well Service dibagi dalam beberapa bagian yaitu :

1. Tool House adalah bagian yang bertugas dalam menyediakan dan memelihara segala peralatan sehingga dapat selalu siap pakai.
2. Operation adalah bagian yang melaksanakan pemasangan artificial lift serta memperbaiki kerusakan yang ada pada sumur-sumur.
3. Transport Well Service adalah bagian yang memperlancar pekerjaan well service dengan selalu menyediakan transport untuk mengantarkan segala peralatan yang dibutuhkan saat melakukan service terhadapsumur.

Pekerjaan yang dilakukan oleh divisi ini dibagi dalam empat kelompok kerja yaitu : initial completion, sevice, work over dan equipment maintanance.

a. Initial Completion

Initial Completion merupakan pekerjaan awal dari suatu sumur baru yang dilakukan setelah pengeboran yaitu dengan cara melengkapi sumur dengan segala peralatan sehingga sumur dapat mulai berproduksi.

1. Run CBL (Cement Bond Logging)

Tujuannya untuk mengetahui kualitas penyemenan agar dapat diketahui daerah yang belum tersemen dengan baik. Semen yang tidak terdistribusi dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya komunikasi antara zona produktif dengan zona air. Bila ini terjadi maka kandungan air yang terangkat ke permukaan akan tinggi.

2. Squeese Cementing

Squeeze cementing adalah kegiatan penyempurnaan semen sumur produksi. Kegunaan squeeze cementing ini adalah :
a. Memperbaiki penyemenan primer yang tidak sempurna.
b. Menutup zona lost circulation.
c. Memperbaiki casing yang bocor
d. Menutup lubang perporasi yang salah.
e. Mengisi zona yang tidak produktif

Teknik yang dilakukan dalam squeeze cementing ini ada dua :

1. High Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan tinggi yang berfungsi untuk menutup rekahan yang merugikan yang terdapat di dalam formasi.
2. Low Pressure Cementing yaitu penyemenan dengan menggunakan tekanan rendah. Tujuannya untuk membentuk filter cake atau dinding penutup formasi,dan saluran fracture yang mungkin saja terbuka sampai ke formasi.


3. Perforating
Perforating adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk melubangi casing agar terjadi hubungan antara well bore dengan reservoir. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan suatu alat yang disebut GUN.
4. Swabbing
Swabbing yaitu pekerjaan mengangkat sejumlah fluida dari dalam sumur dengan menggunakan alat penghisap (swab Tool) melalui tubing, drill pipe. 

Fungsi swabbing adalah sebagai berikut :

1. Menentukan production rate dari sebuah zona sumur
2. Untuk menentukan apakah suatu casing mengalami kebocoran
3. Memancing agar suatu well dapat flowing.
4. Mengambil kembali spent acid yang telah dipompakan agar tidak merusak casing

b. Well Service Job

Well Service Job pada prinsipnya adalah kegiatan atau pekerjaan untuk merawat suatu sumur supaya dapat terus berproduksi sesuai dengan yang diinginkan. Untuk merawat sumur ini diperlukan alat yang dapat membantu untuk mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan.

1. Surface Equipment 

Surface equipment adalah segala peralatan yang berada di atas permukaan sumur.

a. Rig

Rig adalah suatu alat berat yang digunakan untuk melakukan pengeboran sumur minyak. Rig digunakan untuk mencabut dan memasukkan pipa-pipa dari dan ke dalam sumur. Rig yang digunakan di PT CPI Minas adalah Hydraulic Powered, Self Propelled, Self Guyed, back in Type dan Double Mast.

b. Pompa

Pompa adalah alat memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tekanan rendah atau tinggi sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan pompa biasanya dilakukan pada sirkulasi air, tes casing, tes BOPE dan kill well.

Jenis-jenis pompa antara lain :

1. Pompa Duplex
Pompa ini termasuk jenis Positive Displacement Pump atau Reprocating Pump yang dilengkapi dua buah piston. Setiap piston mempunyai dua klep hisap (suction valve) dan dua klep buang (discharge valve) karena itu disebut Double Acting Pump.

2. Pompa Triplex
Pompa triplex digunakan untuk tekanan yang lebih tinggi dengan volume pemompaan yang lebih kecil. Pompa triplex dilengkapi dengan tiga piston yang bekerja sedemikian rupa sehingga memproduksi tekanan yang lebih tinggi dibandingkan pompa Duplex.

c. Blow Out Preventer Equipment (BOPE)

Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menahan semburan liar akibat tekanan reservoar yang tinggi dalam sumur. Blow Out Preventer Equipment (BOPE) dipasang di atas flange bagian atas dari suatu sumur yang dilekatkan oleh beberapa baut yang dikunci kuat untuk keselamatn jiwa, operasi dan hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Subsurface Equipment

a. Packer

Packer adalah alat berupa karet yang digunakan untuk mengisolasi suatu kedalaman tertentu dari lubang sumur.

Packer berfungsi untuk :

1. Menyekat antara tubing dan casing untuk menjebak cairan ke reservoar.
2. Mencegah masuknya semen ke lubang perforasi pada saat dilakukan squeeze cementing.
3. Memisahkan zona-zona pada lubang bor.
4. Penyangga tubing.
5. Untuk keperluan pengetesan sumur seperti swab test.
6. Mengisolasi casing yang mengalami kebocoran.

b. Tubular Product

Tubular product dibagi menjadi tiga bagian yaitu drill pipe, casing dan tubing. Drillpipe adalah pipa yang dipakai dalam pemboran dan berfungsi sebagai penyalur lumpur pemboran dan mentransmisikan putaran rotary table sehingga dapat memutar bit. Drillpipe merupakan tubing tanpa las, panjang setiap bagiannya sekitar 30 ft.
Casing berfungsi untuk menahan tekanan formasi setelah lumpur dibuang dari dalam sumur, mempertahankan stabilitas lubang bor sehingga tidak mudah runtuh dan menghindari terjepitnya pipa akibat mud cake atau lempung ketika produksi sedang berlangsung.

c. Sand Pump

Pompa pasir (sand pump, bailer) berfungsi membersihkan pasir dari dalam lubang sumur pada kedalaman yang sudah ditentukan. Cara kerjanya adalah dengan menghisap pasir kotoran-kotoran tersebut sehingga dinamakan suction bailer.

c. Work Over

Work over adalah semua pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan sumur agar produksi sumur tersebut semakin meningkat, atau tetap dapat dipertahankan termasuk diantaranya karakteristik sumur. Jenis-jenis pekerjaan work over adalah :

1. Add perforation (penambahan lubang perforasi).
2. Pembersihan lubang-lubang perforasi.
3. Isolasi zona.

d. Equipment Maintenance

Perawatan dan penjagaan barang atau alat-alat dalam keadaan baik dan dapat dipakai berulang-ulang kali merupakan pekerjaan dari equipment maintenance. Pekerjaan ini sangat penting sekali mengingat peralatan yang dipakai dalam produksi minyak bumi sangat mahal sehingga perlu untuk menghematnya. Disamping itu tempat ini juga digunkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak seperti packer, swivel dan reda pump.

e. Subproduce Equipment

Subproduce equipment adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan minyak dari perut bumi ke permukaan. Terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai subproduce equipment yaitu sebagai berikut :

1. Reda pump, pompa submersible yang berfungsi memompakan minyak ke permukaan. Pompa ini memiliki kapasitas yang beragam yaitu 100 –15000 bpd.
2. Switch board, berfungsi menyuplai listrik pada reda pump dan mengontrol kerja reda pump.
3. Transformer, untuk mengubah tegangan arus listrik dari line agar sesuai dengan kebutuhan reda pump yang dipasang.
4. Tubing hanger, berfungsi untuk menggantung tubing pada casing head.
5. Cable guard, berfungsi sebagi pelindung flat cable extention.

B. Produce Subsurface Team

Tugas Produce Suibsurface Team adalah menangani sumur-sumur minyak yang ada pada suatu area yang dikelolanya agar tetap dapat berproduksi dengan laju produksi yang optimum. Team ini bertugas dari awal suatu proses produksi sampai ke Gathering Station.

Produce Team dibagi menjadi :

1. Produce Subsurface team
2. Maintenance
3. Rotation Equipment
4. Well Service

Berdasarkan team kerjanya Produce Subsurface Team terbagi menjadi beberapa bagian lagi, yaitu :

1. Reservoir Engineer
2. Production Engineer
3. Geologist
4. Technical Assistant
5. SPS Specialist
6. Well Test specialist

a. Production Engineer

Production Engineer bertugas untuk menangani suatu sumur agar produksi tetap optimal. Team Ini bekerja dengan membuat program yang akan dilaksanakan dilapangan khususnya yang berkaitan dengan operasi Well Service maupun Workover. Tugas dari Production Engineer antara lain :

a. Gain Job

Berkaitan dengan perolehan produksi yang ada dilapangan dan kegiatannya antara lain :

1. Perforasi

Adalah kegiatan awal untuk memproduksikan minyak dengan cara menembakkan mesiu pada dinding casing atau formasi. Jenis-jenis perforasi adalah :

a. Add Perforation
Adalah melakukan penambahan jumlah lubang perforasi dari suatu sumur dari jumlah perforasi yang telah ada.

b. Re-Perforation
Adalah perforasi ulang yang dilakukan dengan untuk meningkatkan efektifitas dari lubang yang telah ada maupun dilakukan setelah Squeeze Cementing

2. Zone Isolation

Adalah proses mengisolasi zona yang akan diproduksi atau menutup zona yang sudah tidak produktif akibat water cut yang tinggi. Untuk mengetahui suatu zona harus diisolasi atau tidak, dapat dilakukan dengan beberapa metoda sebagai berikut :

a. Production Logging Tool (PLT)
Dilakukan dengan memasukkan alat Logging, sehingga dari data yang diperoleh dapat dianalisa dan diperkirakan zona yang harus diisolasi.

b. Down Hole Video (DHV)
Dilakukan dengan memasukkan kamera kedalam lubang sumur, sehingga dapat terlihat bagian bawah lubang sumur. Dari hasil rekaman kamera dapat diketahui zone pada formasi yang harus diisolasi. Kebanyakan memakai Coiled Tubbing dalam pengoperasiannya

c. Production Test (PT)
Dilakukan untuk mengetahui produksi dari suatu sumur. Production Test (PT) dapat dilakukan dengan metoda-metoda, antara lain :

1. Individual Zone Test (IZT)

Yaitu jenis uji produksi yang dilakukan perzona dari tiap formasi. Tujuannya untuk mengtahui kemampuan produksi dari tiap zona formasi. Pada individual Zone Test ini, digunakan REDA Pump. Dari individual zone test, selanjutnya dilakukan Micro Motion Test dan dua data penting yang dapat diambil adalah Water Cut dan Productioan Rate secara lebih teliti.

2. Swab Test

Yaitu jenis tes produksi yang dilakukan dengan menggunakan alat swab test. Dari swab test, dapat diketahui parameter-parameter antara lain, yaitu produksi sumur, dan water cutnya tetapi data yang diambil masih secara kasar.

3. C/O Log
Yaitu jenis test untuk mendeteksi kandungan karbon dan oksigen dari suatu formasi.

2. Stimulation

Stimulasi di sumur dilakukan untuk memperbaiki reservoir yang rusak. Metoda stimulasi ini bisa dilakukan dengan Acidezing maupun Fracturing dengan menggunakan bahan kimia tertentu untuk mengangkat skin yang ada pada zona formasi yang rusak tadi. Pelaksanaanya harus hati-hati, karena keterlambatan dalam melakukan swab dapat mengakibatkan plug yang justru dapat merusak formasi.

b. Maintenance

Bagian ini mempunyai tanggungjawab untuk mengoptimasikan dan memperbaiki jika ada kerusakan pada alat-alat produksi, seperti pompa. Hal-hal tersebut misalnya, Zero Maq (0 M), High ampere, Low Ampere dan lain-lain.


c. Water Injection Well (WIW)
Water injection well ini bertujuan untuk mengoptimasi injection rate suatu sumur, hal ini dapat dilakukan dengan mengamati fluida yang masuk ke sumer dan yang keluar dari sumur. Pola yang dipakai dilapangan minas ada dua, yaitu :

1. Pattern
Adalah suatu pola, dimana sumur injeksi ditengah-tengah beberapa sumur produksi. Pola inilah yang paling optimal dilakukan dilapangan saat ini.

2. Peripheral
Adalah suatu pola dimana sumur injeksi mengelilingi sumur produksi. Dan hasil injeksinya kurang optimal.

3. Line Drive
Adalah suatu pola dengan menempatkan satu injektor pada setiap satu sumur, biasanya paling efektif pada zona yang banyak patahannya.

d. Initial Completion
Dalam hal ini yang dilakukan adalah melengkapi sumur yang baru selesai di bor sehingga dapat memproduksi minyak dengan optimal. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Melakukan Cement Bond Logging, yaitu untuk dapat mengetahui apakah ikatan antara casing , cement dan formasi baik atau tidak. Bila kurang baik maka perlu dilakukan sequeze cementing.
2. Mengolah dan meneliti data logging sehingga dapat memperkirakan zona yang dinilai produktif menghasilkan minya.
3. Melakukan perforasi zona yang dinilai produktif dan dilanjutkan dengan tes kemampuan zona mana yang akan dibuka untuk berproduksi, atau zona mana yang perlu diisolasi.

b. Geologist

Adalah team yang bertugas melakukan korelasi hasil dari logging suatu sumur untuk kemudian dianalisa apakah benar daerah sekitar sumur tersebut masih memiliki potensi untuk penambahan produksi minyak. Selain itu team ini juga menganalisa hasil logging pada sumur baru untuk menganalisa formasi mana yang akan diproduksi.

c. Reservoir Engineer

Team ini bertugas untuk menganalisa hasil laporan geologist, kemudian hasilnya sebagai acuan production engineering dalam membuat program. Selain itu reservoir engineer bertugas menghitung reserve dari suatu lapangan.

d. SPS Spesialist

Pompa yang banyak dipakai di minas adalah ESP. ESP sendiri juga dikenal sebagai pompa REDA yang dikembangkan oleh REDA sekitar tahun 1950. Seperempat lebih produksi minyak di dunia diperoleh dengan pompa ini yang sanggup memompakan seratus sampai seratus ribu BOPD (Barrel Oil Per Day). Unit pompa ESP terdiri atas :

1. Pump

Yaitu susunan beberapa stages dan masing-masing stages terdiri atas Impeller dan Diffuser yang statis. Makin banyak stages, maka makin besar fluida yang dapat dipompakan.

2. Protector
Yaitu bagian pompa yang berfungsi sebagai penyekat agar air tidak masuk kedalam motor dan merusaknya. Protector dipasang diantara motor dan pompa.

3. Electric Motor
Yaitu motor pada ESP yang merupakan motor listrik 3 fasa. Berfungsi sebagai tenaga pengerak pompa.

Motor sendiri terdiri dari dua bagian utama, yaitu Rotor dan stator.
Di atas pompa pada tubbing dipasang check valve. Valve ini berguna uintuk mencegah agar fluida dalam tubbing tidak turun kebawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik pompa dan merusak motor pompa. Selain check valve, biasanya dipasang juga bleeder valve yang berguna untuk membuang fluida yang terdapt dalam tubbing kedalam sumur.

e. Well Test Specialist (WTS)

Team ini bertugas dalam melakukan uji produksi kedalam sumur. Metoda-metoda yang digunakan antara lain Micro Motion Test, Sonolog Test, Static Bottom Hole Pressure. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara rutin minimal satu bulan sekali untuk setiap sumur. Metode pengujian itu adalah :

a. Micro Motion Test

Bertujuan untuk mengetahui laju produksi fluida, laju produksi minyak serta menentukan besarnya water cut. Tes tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan densitas pada fluida, yaitu perbedaan densitas minyak dan air formasi yang mengalir. Namun alat ini memiliki sedikit kelemahan, yaitu tidak dapat mendeteksi adanya gas, sehingga hanya dapat digunakan untuk sumur yang tidak menghasilkan gas. Alat Micro Motion ini hanya dapat digunakan dengan baik pada tekana lebih besar dari 130 psi, sehingga pengesetan harus dilakukan dekat dengan sumur.
Komponen Micro Motion antara lain :


1. Sensor Unit
Sensor ini akan mendeteksi reaksi aliran dalam pipa dan memproses dengan cepat aliran berdasarkan densitas dan mengubahnya menjadi sinyal-sinyal.
2. Remote Flow Transmitter.
Penerima sinyal dari sensor unit lalu memprosesnya berdasarkan konfigurasi yang telah diprogram kealat interface
3. Transmitter Interface.
Merupakan unit yang menunjukkan hasil tes secara digital.

b. Sonolog Test

Merupakan kegiatan yang berfungsi mengukur Static Fluid Level (SFL) untuk sumur mati dan Working Fluid Level (WFL) untuk sumur yang masih berproduksi. Prinsip kerjanya dengan mengirimkan getaran kedalam sumur yang berasal dari gas N2. Getaran tersebut dihubungkan dengan recorder yang berfungsi untuk menggambarkan pola getaran gas N2 tersebut. Bila getaran tersebut melewati tubbing joint, pola grafiknya akan membentuk defleksi dan saat getaran dipantulkan lagi ke permukaan fluid level, pola aliran akan menggulung. Kedalam fluid level dapat dilihat dari jumlah tubbing joint yang dikonversikan menjadi satuan kedalaman.

Peralatan Sonolog Test terdiri dari :

1. Well Sounder, berfungsi sebagai penghasil getaran yang dipasangkan pada kepala sumur.
2. Amplifier, berfungsi sebagai alat penguat dan pencatat pantulan getaran dari dalam sumur.

Fluid level ini sangat menentukan kinerja pompa yang akan dipasang. Sebelum sumur diproduksikan, penentuan fluid level sangat diperlukan untuk menentukan ukuran pompa yang akan dipasang. Fluid level itu sendiri merupakan ukuran kemampuan siatu sumur untuk memproduksikan fluidanya. Makin tinggi fluid level, makin bagus produksinya karena tekanannya masih besar.

Sedangkan setelah sumur diproduksikan, penentuan fluid level dilakukan untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa yang sebelumnya telah dipasang. Flui level terdiri atas Static Fluid Level dan Working Fluid level. Suatu sumur dikatakan masih support untuk ukuran suatu pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300 – 400 ft diatas Pump Setting Depth. Istilah support disini menandakan bahwa pompa yang digunakan dapat menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi yang optimal dan tidak merusaknya.

Ukuran fluid level inilah yang dijadikan dasar apakah suatu pompa perlu diganti atau tidak. Suatu sumur dengan fluid level yang terlalu rendah menandakan bahwa pompa yang ada perlu di size down, dalam arti ukuran pompa diturunkan laju alirannya. Sedangkan untuk fluid level tinggi maka kemungkinan pompanya akan di size up. Pada umumnya pompa yang dipakai dilapangan Minas adalah Electric Submersible Pump (ESP). Pompa ini sangat sensitif terhadap perubahan laju alir, oleh karena itu perubahan yang terlalu besar akan merusak pompa itu sendiri. Merek pompa ESP yang banyk dipakai adalah jenis REDA dan Centrilift yang memiliki prinsip kerja yang hampir sama.

c. Static Bottom Hole Pressure (SBHP)

Test ini dilakukan pada sumur obsevasi. Pengontrolan Bottom Hole Pressure (BHP) menentukan tekanan formasi pada interval tertentu dalam program Interval Zone Test. Didalam tabung SBHP Tools terdapat Bourden Tube, yang dapat diberikan tekana dari luarl. Alat ini akan mengembang dan menguncup sesuai dengan perubahan tekanan yang terjadi didalam sumur. Gerakan bourden tube akan menggores chart yang terbuat dari logam, yang digerakkan dari permukaan oleh timer sehingga dari goresan chart tersebut dapat dibaca berapa tekanan sesuai dengan perubahan tekanan didalam sumur.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme